Yayasan Bunda Hati Kudus (YBHK) menyelenggarakan seminar sehari untuk penguatan kompetensi para guru dengan topik : “Melatih Design Thinking dan Membuat Kuesioner Tahap-Tahap Kesadaran Moral”. Romo Dr. Johanes Haryatmoko, SJ, dosen tetap Universitas Sanata Dharma (USD), Yogyakarta menjadi narasumber tunggal dalam seminar ini. Seminar dengan peserta para guru SMP dan SMA serta Kepala Sekolah se-YBHK tersebut, dilaksanakan pada tanggal 14 Desember 2023, di Lantai 6 – Aula Sekolah Tarsisiuis 1, Jakarta Pusat. Narasumber menyoroti dua aspek penting dalam seminar, yaitu “Melatih Design Thinking” dan “Membuat Kuesioner Tahap-Tahap Kesadaran Moral”.
Seminar diawali dengan sambutan dan pengarahan dari Ketua Yayasan Bunda Hati Kudus, Drs. Hermanus Eddy Gunawan, yang menekankan pentingnya pengembangan kompetensi guru sehingga siap menghadapi berbagai tuntutan dan problematika pendidikan yang semakin kompleks. Dengan kompetensi yang mumpuni karena selalu direfresh, para guru akan lebih pekah dan responsif terhadap berbagai problematika pendidikan yang muncul di lingkungan kerjanya. Salah satu problematika praktis yang saat ini terjadi di sekolah-sekolah YBHK, yang harus segera dicari solusinya adalah rendahnya daya serap siswa feeder dari jenjang SMP ke SMA. Di akhir sambutannya, Ketua YBHK mengajak semua peserta untuk memikirkannya secara serius sekaligus mencari dan menemukan solusinya secara kreatif.
Design thinking merupakan pendekatan kreatif yang sangat membantu dalam memecahkan suatu masalah dengan melibatkan pemikiran inovatif dan kolaborasi. Design thinking mendorong pemecahan masalah dengan pemikiran kreatif dan out of the box, sehingga melahirkan inovasi baru. Hal ini karena design thinking selalu beroperasi pada area higher order thinking skills (HOTS), yaitu level 4, 5, 6 (menganalisis-mengevaluasi-berkreasi) dalam Taksonomi Bloom. Melalui latihan dan identifikasi kasus secara berkelompok, para peserta seminar diarahkan untuk memahami konsep ini, dan didorong untuk menerapkannya secara konsisten dalam konteks pembelajaran di dalam ruang-ruang kelas mereka.
Design thinking sebenarnya tidak hanya fokus pada solusi teknis, tetapi juga melibatkan pemahaman yang mendalam terhadap kebutuhan para siswa. Oleh karena itu, narasumber yang juga dosen pascasarjana Universitas Indonesia (UI) itu, mengarahkan para peserta untuk merancang pembelajaran yang menarik, relevan, dan menggugah atau memantik kreativitas para siswa. Dengan demikian, melalui pendekatan ini diharapkan pembelajaran menjadi lebih dinamis, memicu minat belajar siswa, sekaligus memfasilitasi mereka untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis.
Selain design thinking, aspek penting lain yang disampaikan dalam seminar ini adalah “Pembangunan Kesadaran Moral”. Para peserta secara kelompok berlatih menyusun kuesioner untuk mengukur tahap-tahap kesadaran moral siswa. Hal ini karena kesadaran moral merupakan aspek penting dalam pembentukan karakter siswa, yang akan membantu mereka dalam menghadapi berbagai situasi moral dan membuat keputusan secara tepat. Peserta seminar mendapatkan panduan praktis menyusun kuesioner yang relevan dan efektif, untuk mengukur tingkat kesadaran moral siswa. Kuesioner ini diharapkan menjadi alat evaluasi yang berguna bagi guru dalam memahami perkembangan moral siswa, sehingga guru dapat merancang strategi pembelajaran yang lebih efektif untuk membentuk karakter siswa secara holistik.
Selain sesi latihan pemecahan masalah dengan pendekatan design thinking dan penyusunan kuesioner tahap-tahap kesadaran moral, seminar ini juga memberikan kesempatan kepada para peserta untuk berkolaborasi dan sharing pengalaman. Diskusi kelompok dan forum interaktif diadakan untuk memfasilitasi pembagian ide, strategi, dan tantangan yang dihadapi dalam menerapkan pendekatan design thinking dan mengukur kesadaran moral. Momentum interaksi dan saling berbagi pengalaman ini diharapkan mampu memperkuat jaringan profesional di antara para guru, sehingga mereka dapat terus saling mendukung dan memotivasi satu sama lain dalam perjalanan memperkuat kompetensi, agar mampu memberikan dampak yang positif dan maksimal bagi keseluruhan proses pembelajaran di sekolah.
Seminar penguatan kompetensi guru SMP dan SMA se-YBHK telah menghadirkan konsep inovatif pembelajaran, melalui pendekatan design thinking dan pengukuran kesadaran moral melalui kuesioner. Diharapkan, semua peserta yang mengikuti seminar ini dapat mengintegrasikan konsep-konsep tersebut dalam praktik pembelajaran sehari-hari. Dengan demikian, mampu pula menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih dinamis dan kreatif, serta mendukung perkembangan karakter siswa secara menyeluruh. Semoga…..!!
Penulis: Yoakim Deko Lamablawa