Yayasan Bunda Hati Kudus (YBHK) mengawali tahun ajaran baru 2023/2024 dengan melaksanakan kegiatan pengembangan kompetensi para guru, dari jenjang TK sampai SMA. Kegiatan dikemas dalam bentuk seminar sehari bertajuk “Menjadi Guru yang Berwibawa dan Menyenangkan di Kelas” dengan nara sumber Mr. James Gwee, Indonesia’s favourite trainer and seminar speaker. Seminar yang dilaksanakan di Sekolah Tarsisius 1, lantai 5, Jln. K.H Hasyim Ashari No. 26, Jakarta Pusat tersebut diikuti oleh 300 orang guru yang berkarya di persekolahan YBHK, yang tersebar di lima lokasi yaitu Sekolah Tarsisius 1, Sekolah Tarsisius 2, Sekolah Tarsisius Vireta, Sekolah Damai, dan Sekolah Vianney.
“Menjadi guru yang berwibawa itu mudah, tetapi menjadi guru yang menyenangkan itu tidak mudah. Seorang guru tidak akan mampu menyenangkan para siswanya hanya dengan penampilan atau performa standar”, demikian James Gwee mengawali seminarnya. Pribadi seorang guru memang menjadi sentral dari keseluruhan proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Oleh karena itu, seluruh detail penampilan guru selama mendeliver pembelajaran harus selalu disadari dan dikelola dengan baik. Dengan demikian, seorang guru akan senantiasa memancarkan aura dan energi positif yang berimbas kepada semua siswa, sehingga selalu excited dalam mengikuti seluruh proses pembelajaran.
Lebih lanjut James Gwee menegaskan, “student don’t need a perfect teacher. They need a teacher who gets them excited about learning. A teacher who smiles and makes them enjoy coming to school each and every day”. Siswa tidak membutuhkan guru yang sempurna. Mereka membutuhkan guru yang mampu membuat mereka bersemangat dalam belajar. Guru yang suka menebar senyum dan membuat mereka senang untuk datang ke sekolah setiap hari. Sungguh sebuah statement yang menarik sekaligus menggugah para guru untuk refleksi. Refleksi yang harus berujung pada kesadaran untuk meninjau kembali sekaligus mengoreksi pola orientasi dan gaya pembelajaran yang telah dilaksanakan selama ini. Pola dan gaya pembelajaran yang masih cenderung berorientasi pada konten dan hasil, sehingga siswa hanya sekedar menjadi obyek pembelajaran. Guru yang profesional harus jujur dan terbuka untuk melakukan koreksi-koreksi teknis, yang lebih berorientasi pada diri sendiri dalam mendeliver pembelajaran.
Pertanyaan berikutnya adalah, apa yang harus dimaksimalkan dari seorang guru sehingga mampu tampil berwibawa dan menyenangkan di kelas serta di hadapan para siswanya? Lagi-lagi James Gwee memberi solusi jitu. Energy! “Everything is energy”. Energi adalah segalanya. Jika anda tidak mempunyai energi, maka anda tidak punya apa-apa. Sebaliknya jika anda mempunyai energi, maka anda akan punya segala-galanya. Guru dituntut harus mampu tampil penuh energi. Perbedaan antara guru yang menarik dan membosankan bukan karena materi atau konten pembelajaran yang membosankan, tetapi karena performa guru yang membosankan.
Pada bagian lain, James Gwee juga memberikan tips untuk menjadi guru yang menarik. Menurut James, untuk menjadi guru yang menarik di kelas, maka lakukan hal-hal berikut dari awal sampai akhir dalam keseluruhan proses pembelajaran.
- Wajahmu. Tersenyumlah! Tunjukan bahwa anda sangat senang ketika berbicara di hadapan para siswa atau mengajarkan mereka.
- Suaramu. Suara anda harus bersemangat, penuh tenaga dan antusias. Tunjukan bahwa anda mempunyai sesuatu yang menarik atau penting untuk disampaikan kepada para siswa.
- Berbicaralah dengan perasaan. Tunjukan jika anda bahagia, tunjukan jika anda sedih, tunjukan jika anda peduli atau khawatir, tunjukan jika anda marah, dan tunjukan seluruh emosi anda secara proporsional.
Tampak semakin jelas sekarang, apa yang lebih penting? Isi materi atau cara menyampaikannya? Bukan apa yang ingin guru katakan, tetapi bagaimana cara guru mengatakannya. Dengan demikian, cara penyampaian sudah pasti lebih penting. Dan hal penting yang harus selalu diingat oleh guru adalah mengajarlah dengan energi!
Seorang guru harus memberi perhatian lebih pada bagaimana cara mengajar atau menyampaikan materi, terutama volume suara, intonasi, serta tekanan yang penuh energi dan antusias. Janganlah mengesankan siswa dengan konsep dan kata-kata yang rumit. Buatlah mereka terkesan dengan mengubah konsep yang sulit menjadi lebih mudah untuk dipahami. Jika guru mengajar dengan menyenangkan, interaktif, mudah dipahami, dan penuh energi, maka sudah dapat dipastikan bahwa para siswa juga akan memberikan respon yang positif. “Don’t only focus on your content, focus on your energy….!!”
Penulis: Yoakim Deko Lamablawa