UNESCO (Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB) telah membuat Kerangka Kerja Kompetensi TIK untuk Guru dalam dokumen ICT Competency Framework for Teachers (ICT CFT). ICT CFT adalah suatu kerangka kerja yang mencantumkan kompetensi yang diperlukan oleh guru untuk mengintegrasikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam kegiatan belajar mengajar dan praktek profesional guru. ICT Competency Framework for Teachers ini bertujuan untuk membantu negara-negara dalam mengembangkan kebijakan dan standar kompetensi TIK guru nasional yang komprehensif, dan harus dilihat sebagai komponen penting dari TIK secara keseluruhan dalam Master Plan Pendidikan. Versi saat ini dari ICT Competency Framework for Teachers adalah versi 3 (ICT CFT 2016 yang merupakan update dari ICT CFT 2011), dan merupakan hasil dari kemitraan antara UNESCO, CISCO, INTEL, ISTE dan Microsoft. Dalam versi ini, kerangka telah diperkaya berdasarkan umpan balik dari para ahli materi pelajaran dan pengguna di seluruh dunia, dan ditingkatkan dengan masuknya contoh silabus dan spesifikasi ujian Literasi Teknologi dan Pendalaman Pengetahuan. ICT CFT Versi 3 menanggapi Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan, yang diadopsi oleh Majelis Umum PBB, yang menggarisbawahi perubahan global yang lazim menuju pembangunan Masyarakat Pengetahuan inklusif. Kompetensi TIK guru ini adalah untuk semua guru secara umum dalam kaitannya dengan TIK, bukan guru mata pelajaran tertentu (kompetensi TIK Guru tidak sama dengan kompetensi Guru TIK).
Menurut UNESCO, Kompetensi TIK guru dapat dikelompokkan ke dalam enam aspek, yaitu: 1. Pemahaman TIK dalam pendidikan, 2. Kurikulum dan Penilaian, 3. Pedagogi, 4. Teknologi Informasi dan Komunikasi, 5. Organisasi dan Administrasi, dan 6. Pembelajaran Guru Profesional.
- Aspek Pemahaman TIK dalam pendidikan meliputi pemahaman guru terhadap kebijkan pemerintah dalam pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan, sehingga guru mampu menerjemahkan kebikan tersebut ke dalam praktek aktivitas pembelajaran.
- Aspek Kurikulum dan Penilaian meliputi kompetensi guru dalam pemanfaatan TIK dalam hal pengembangan kurikulum, pengelolaan lingkungan belajar, pengelolaan pengalaman belajar siswa, penilaian dan pengukuran, serta pemanfaatan TIK untuk peserta didik berkebutuhan khusus.
- Aspek Pedagogi meliputi pemanfaatan TIK dalam hal perencanaan dan penyusunan strategi pembelajaran, pengembangan pembelajaran aneka sumber, pembelajaran berbasis masalah, serta komunikasi dan kolaborasi.
- Aspek Teknologi Informasi dan Komunikasi meliputi kompetensi guru dalam penggunaan piranti TIK, baik pemanfaatan multimedia, internet, media audio visual untuk pembelajaran ataupun TIK sebagai penunjang administrasi pembelajaran.
- Aspek Organisasi dan Administrasi meliputi integrasi TIK dalam pembelajaran, pengelolaan pembelajaran berbantuan TIK, serta pemahaman tentang etika dalam pemanfaatan TIK.
- Aspek Pembelajaran Guru Profesional meliputi kemampuan guru dalam memanfaatkan TIK untuk pengembangan diri, partisipasi dan kontribusi dalam forum profesi, serta memanfaatkan TIK sebagai sarana riset dan pengembangan professional.
Kompetensi TIK Guru berdasarkan kerangka ICT CFT menurut UNESCO terdiri dari tiga tingkat kemampuan, yaitu 1. Literasi Teknologi, 2. Pendalaman Pengetahuan, dan 3. Kreasi Pengetahuan. Tingkatan Kemampuan TIK guru dalam Literasi teknologi, Pendalaman pengetahuan, dan Kreasi pengetahuan untuk setiap aspek kompetensi dijelaskan sebagai berikut:
Literasi Teknologi adalah kompetensi dasar TIK guru dalam memanfaatkan TIK untuk menyiapkan siswa agar mampu menguasai teknologi baru sebagai bekal bagi diri siswa dalam mengembangkan dirinya sebagai pembelajar sepanjang hayat. Kompetensi ini merupakan tahapan dasar yang akan mendorong dan memfasilitasi siswa menggunakan teknologi baru serta tahapan yang membutuhkan perubahan kebijakan yang paling mendasar. Tahapan ini fokus pada pengembangan literasi teknologi guru untuk mengintegrasikan peralatan TIK ke dalam kurikulum. Literasi teknologi ini mempersyaratkan fokus pada distribusi yang merata untuk memungkinkan perluasan akses yang mengurangi kesenjangan digital (digital divide) serta lebih menjamin keberhasilan ketiga tahapan dalam pengembangan pendidikan. Hasil akhir tahap literasi ini adalah guru kompeten dalam memanfaatkan TIK dalam pembelajaran untuk memberdayakan siswa agar mampu menguasai teknologi baru sebagai bekal bagi diri siswa dalam mengembangkan dirinya sebagai pembelajar sepanjang hayat. Contoh di bawah ini menunjukkan pendekatan literasi teknologi pada setiap aspek kompetensi yang akan terlihat dalam praktek.
ASPEK | KEMAMPUAN LITERASI TEKNOLOGI |
Pemahaman TIK dalam pendidikan | Seorang guru bahasa daerah memahami prinsip-prinsip dasar menggunakan ICT dalam mengajar, sehingga ia mempertimbangkan bagaimana menggunakan papan tulis interaktif yang baru dipasang di kelasnya. Sampai sekarang, dia hanya menggunakannya sebagai layar proyektor. |
Kurikulum dan Penilaian | Guru menyadari bahwa menggunakan pengolah kata pada papan tulis interaktif akan menawarkan pendekatan baru untuk salah satu keterampilan dasar dalam kurikulum – bagaimana meningkatkan kata-kata kalimat. Pengolahan kata juga dapat digunakan untuk penilaian formatif. |
Pedagogi | Menggunakan aplikasi pengolah kata, guru menampilkan pada papan tulis interaktif beberapa contoh penulisan yang salah. Dia menunjukkan dengan sedikit perubahan dalam pilihan dan urutan kata-kata, sehingga kalimat dapat dibuat sederhana dan jelas. Seluruh kelas dapat melihat proses perubahan kalimat tersebut. |
Teknologi Informasi dan Komunikasi | Awalnya, guru menggunakan aplikasi pengolah kata pada papan tulis interaktif saat melakukan diskusi kelas. Pada pelajaran berikutnya, setiap siswa menggunakan komputer laptop yang terkoneksi jaringan, sehingga guru dapat menampilkan pada papan tulis interaktif contoh menarik dari kalimat yang sudah diperbaiki. Seluruh siswa di kelas dapat membahas dan mengevaluasi susunan kata yang berbeda. |
Organisasi dan Administrasi | Untuk pelajaran kedua, guru merencanakan sedemikian rupa sehingga siswa persis apa yang harus dilakukan, tanpa perlu pertanyaan atau diskusi. Guru menggunakan jaringan komputer sekolah, guru mencatat nilai siswanya pada file sentral yang guru-guru lain dan administrasi sekolah juga dapat mengakses. |
Pembelajaran Guru Profesional | Guru mencari berbagai situs untuk guru bahasa daerah untuk menemukan sumber-sumber pengajaran keterampilan menulis, termasuk latihan dan tugas menulis, bahan stimulus dan ide-ide untuk pelajaran. |
Pendalaman Pengetahuan adalah kemampuan guru memanfaatkan TIK dalam pembelajaran untuk mendorong siswa mampu menerapkan pengetahuan dari mata pelajaran yang diterimanya untuk memecahkan permasalahan kompleks yang dihadapinya dalam lingkungan kerja dan masyarakat. Kompetensi ini lebih mendalam dan lebih memiliki dampak terhadap pembelajaran. Pendalaman pengeta-huan membutuhkan siswa sebagai pelaku untuk mengaplikasikan pengetahuan dalam rangka peningkatan keterampilan pemecahan masalah yang kompleks di lingkungan kerja. Hal ini akan menambah nilai terhadap pembangunan nasional, misalnya melalui inovasi yang menawarkan solusi terhadap tantangan nasional. Untuk mencapai pendekatan ini, pengembangan profesional guru harus fokus pada penyediaan pengetahuan dan keterampilan untuk memanfaatkan metodologi dan teknologi yang lebih kompleks. Perubahan dalam kurikulum harus menghubungkan pengetahuan yang diperoleh di sekolah dengan masalahmasalah di dunia nyata, yang mungkin membutuhkan keterampilan kolaboratif siswa di tingkat lokal maupun global. Guru di sini merupakan pengelola atau fasilitator lingkungan pembelajaran. Kompetensi tahap pendalaman pengetahuan bertujuan agar guru mampu memanfaatkan TIK dalam pembelajaran untuk memberdayakan siswa sehingga mampu menerapkan pengatahuan dari mata pelajaran yang diterimanya untuk memecahkan permasalahan kompleks yang dihadapinya dalam lingkungan kerja dan masyarakat. Contoh di bawah ini menunjukkan pendekatan pendalaman pengetahuan pada setiap aspek kompetensi dalam praktek.
ASPEK | KEMAMPUAN PENDALAMAN PENGETAHUAN |
Pemahaman TIK dalam pendidikan | Seorang guru pendidikan jasmani (Olah raga) menyadari bahwa banyak siswa yang tidak tertarik dalam latihan fisik dan tidak memahami pentingnya kebugaran fisik sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Dia berfikir bisa menggunakan TIK untuk mengubah sikap siswa dan membantu mereka menjadi lebih bugar, sehingga mengajukan anggaran rinci untuk administrasi sekolah, dan menjelaskan secara rinci mengapa TIK akan meningkatkan pelajaran olah raga dan membantu siswa belajar. |
Kurikulum dan Penilaian | Guru menggunakan TIK pada isu-isu kesehatan yang sebelumnya tidak menarik perhatian siswa. Sekarang dia juga mampu untuk dimasukkan dalam kurikulum informasi tentang fisiologi manusia. Topik-topik ini sebelumnyaterlalu abstrak dan teoritis untuk dijelaskan dengan mudah, tapi sekarang ia mampu menunjukkan kepada siswa melalui simulasi komputer (video dan animasi) dari proses fisiologis yang membuat lebih mudah dimengerti. Guru juga mampu untuk melaksanakan penilaian formatif yang lebih efisien karena ia dapat merekam kinerja siswa di gym dengan kamera video digital. Dia menunjukkan rekaman video tersebut kepada siswa untuk membantu mereka memahami bagaimana mereka harus menggerakkan anggota badan. Siswa yang sebelumnya tidak bisa mengerti sekarang dapat melihat langsung apa yang harus mereka lakukan. |
Pedagogi | Sebelumnya guru hanya berbicara kepada siswa tentang manfaat kesehatan, tapi sekarang ia mampu menunjukkan kepada siswa video acara olahraga dan musik, yang menampilkan kebugaran selebriti atletik. Dia kemudian mengatur siswa ke dalam kelompok kolaboratif untuk merancang penilaian kebugaran mereka sendiri, seperti melihat seberapa cepat detak jantung mereka kembali normal setelah latihan. Mereka menganalisis penilaian mereka, membuat spreadsheet kolaboratif untuk melacak kemajuan mereka selama bulan depan. Mereka berkomentar dan saling mendukung di situs jejaring sosial. |
Teknologi Informasi dan Komunikasi | Guru mempunyai: komputer laptop dan data proyektor sehingga semua siswa dapat melihatnya. video klip dari Internet, simulasi dan animasi fisiologi manusia perangkat data capture sederhanaseperti sensor denyut jantung yang merekam data secara langsung ke komputer software spreadsheet untuk mencatat penilaian kebugaran siswa setiap minggu. kamera video digital untuk merekam gerakan dan penggunaan peralatan fitness di gym. Siswa juga menggunakan komputer di sekolah dan di rumah untuk mengakses berbagi spreadsheet dan situs jejaring sosial. Beberapa siswa menggunakan ponsel untuk mengirim program pencapaian kebugaran harian di situs jejaring. |
Organisasi dan Administrasi | Guru memiliki laptop sendiri dan sebuah proyektor data di gym untuk menampilkan materi video, sehingga semua siswa dapat melihat klip video dari diri mereka sendiri di gym setidaknya sekali dalam setiap pelajaran atau untuk merekam hasil penilaian kebugaran mingguan mereka. Guru menggunakan laptop-nya untuk memantau entri spreadsheet kolaborasi siswa, dan posting di situs jejaring dan informasi tambahan pada program kebugaran. |
Pembelajaran Guru Profesional | Guru secara teratur mengunjungi forum diskusi internet yang diselenggarakan oleh asosiasi profesional untuk guru olahraga. Forum ini merupakan sumber yang berguna untuk ide-ide baru tentang cara untuk mendapatkan siswa lebih tertarik pada olahraga. |
Kreasi Pengetahuan adalah kemampuan guru memanfaatkan TIK untuk mendorong siswa mampu meningkatkan produktivitas dengan senantiasa terlibat dalam penciptaan dan inovasi pengetahuan. Kompetensi ini merupakan yang paling kompleks karena melibatkan pelaku pendidikan yang terlibat dan dapat memperoleh manfaat dari proses kreasi pengetahuan, inovasi, dan partisipasi dalam pembelajaran seumur hidup. Perubahan kurikulum diharapkan dapat meningkatkan keterampilan kolaborasi, komunikasi, berpikir kreatif, inovasi, dan berpikir kritis. Guru dapat mencontohkan keterampilan ini kepada siswa-siswa mereka melalui pengembangan profesional yang mereka alami sendiri. Di sini guru dapat mengembangkan keterampilan yang lebih rumit dalam penggunaan teknologi dan keterampilan kolaborasi dengan rekan kerja untuk merancang pembelajaran berbasis proyek yang menantang bagi siswa. Berikut contoh pendekatan kreasi pengetahuan pada setiap aspek kompetensi yang terlihat dalam praktek.
ASPEK | KEMAMPUAN KREASI PENGETAHUAN |
Pemahaman TIK dalam pendidikan | Seorang guru geografi mengatur proyek berbasis TIK bagi siswa dan bekerja sama dengan guru sejarah dan guru matematika. Proyek ini tentang kedatangan imigran dalam komunitas lokal dari negara yang mengalami gejolak politik dan ekonomi. Proyek ini melibatkan menyelidiki alasan imigrasi, dan memahami kondisi sehari-hari serta masalah yang dihadapi para imigran. |
Kurikulum dan Penilaian | Proyek ini membahas tiga bagian kurikulum mata pelajaran: geografi (pertumbuhan dan perubahan di masyarakat), sejarah (sejarah negara dan hubungan dengan negara-negara terdekat) dan matematika (penggunaan grafik dan diagram untuk menganalisis dan menampilkan informasi statistik). Siswa memahami maksud dan tujuan proyek, menyusun rubrik penilaian yang akan mereka gunakan untuk menilai sendiri dan pekerjaan masingmasing, dengan bekerja sama dengan guru-guru mereka. Siswa menciptakan pengetahuan dalam setidaknya tiga cara: Kreasi pengetahuan sejarah dan geografis baru tentang contoh imigrasi lokal (misalnya, fakta, angka, wawancara, cerita dan temuan lainnya). Menemukan bahwa imigran mengalami kesulitan memperoleh makanan tradisional mereka. Pengetahuan komersial permintaan pasar akan diteruskan ke pemilik toko lokal. Menemukan bahwa banyak prasangka lokal terhadap imigran didasarkan pada mitos dan misinformasi. Pengetahuan lokal dan pemahaman yang demikian meningkat, dan potensi konflik antara masyarakat berkurang. |
Pedagogi | Guru bertindak sebagai pemantau dan pelatih, memastikan siswa memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan, memberi masukan tentang metode yang bisa digunakan, memastikan siswa tetap fokus pada tugas dan memenuhi tenggat waktu yang telah disepakati. |
Teknologi Informasi dan Komunikasi | Siswa menggunakan: Internet untuk memperoleh informasi latar belakang terperinci tentang kondisi di negara mereka, termasuk kontak email dengan siswa di sebuah sekolah di negara imigran. program spreadsheet untuk menganalisis dan menampilkan statistik tentang emigrasi dan arus imigrasi, dan kondisi ekonomi yang terkait. aplikasi grafis untuk membuat poster memasang di center setempat meminta relawan dari masyarakat imigran untuk diwawancarai untuk proyek tersebut. kamera digital dan perekam audio membuat video atau rekaman wawancara dengan imigran tentang sejarah pribadi mereka dan pengalaman mereka di negara tuan rumah. software pengolah kata untuk membuat catatan, menulis temuan dan mengevaluasi pekerjaan mereka. perangkat lunak presentasi untuk membuat presentasi, termasuk klip video dan gambar diam, untuk menyajikan temuan mereka kepada orang lain. |
Organisasi dan Administrasi | Guru menciptakan lingkungan pada sistem manajemen pembelajaran sekolah (jaringan komputer sekolah) yang memungkinkan siswa untuk menyimpan, berbagi dan mengembangkan pekerjaan mereka bersama-sama. Ini termasuk area untuk berbagi file, wiki dan forum diskusi. |
Pembelajaran Guru Profesional | Para guru geografi teratur menunjukkan guru lain bagaimana proyek menggunakan TIK untuk memungkinkan siswa untuk menghasilkan pengetahuan sambil belajar pelajaran sekolah mereka. Dia juga menjelaskan kepada rekan-rekan bagaimana proyek, dan perannya sendiri di dalamnya, telah dikembangkan dan ditingkatkan dalam terang pengalaman dan eksperimen. Dengan cara ini, ia bertindak sebagai model pembelajar bagi para siswa dan rekan-rekannya. |
Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah merumuskan kompetensi guru berupa empat kompetensi dasar guru yang termaktub dalam Permendiknas No 16 tahun 2007, yang terdiri dari empat domain, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Standar Kompetensi (Kompetensi Inti) TIK Guru Kelas SD/MI, Guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK berdasarkan Permen tersebut adalah:
- Kompetensi Pedagogik No.5: Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.
- Kompetensi Profesional No.24: Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.
Berkaitan dengan integrasi TIK dalam Kurikulum 2013 dengan pembelajaran berbasis TIK, maka Kompetensi TIK untuk pembelajaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan kompetensi guru, baik kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, maupun kompetensi sosial. Kompetensi TIK merupakan penguat untuk keempat domain kompetensi guru tersebut. Perhitungan saya, untuk mendukung integrasi TIK dalam pembelajaran di Kurikulum 2013 sepertinya akan ada Permen yang mengatur Standar Kompetensi TIK Guru Nasional.
TIK dapat mendukung reformasi pendidikan yang dibutuhkan. TIK dapat mendukung penyampaian pengembangan profesional guru melalui e-pembelajaran. Selain itu, TIK juga dapat mendukung penyediaan layanan informasi dan data tentang pendidik dan tenaga kependidikan yang mudah diakses untuk pengambilan keputusan rekrutmen serta mutasi guru. Pemanfaatan TIK yang diintegrasikan di dalam pembelajaran aktif juga dapat meningkatkan kapasitas mengajar guru seperti perencanaan pembelajaran serta penerapan pembelajaran aktif.
Referensi:
- UNESCO ICT Competency Framework for Teachers. http://www.unesco.org/new/en/communication-and-information/resources/publications-and-communication-materials/publications/full-list/unesco-ict-competency-framework-for-teachers/
- Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
Oleh: FX. Eko Budi Kristanto (Staf Teknisi YBHK)